Perselingkuhan, sebuah kata yang seringkali membawa luka dan kehancuran, sayangnya semakin sering terdengar di kalangan dewasa. Fenomena ini bukan lagi sekadar kisah sinetron, tetapi telah menjadi bagian dari realitas kehidupan yang pahit. Lantas, apa sebenarnya yang mendorong orang dewasa untuk mengambil jalan terlarang ini?
1. Ketidakpuasan dalam Hubungan
Salah satu alasan utama perselingkuhan adalah ketidakpuasan dalam hubungan yang sedang dijalani. Rasa hampa, kurangnya keintiman emosional, atau kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat membuat seseorang mencari pelarian di luar hubungan.
- Kurangnya Komunikasi: Pasangan yang jarang berkomunikasi secara mendalam cenderung merasa terasing dan tidak dipahami.
- Kehilangan Keintiman: Rutinitas dan kesibukan seringkali menggerus keintiman, baik secara emosional maupun fisik.
- Perbedaan Kebutuhan: Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dan keinginan pasangan bisa berubah, dan jika tidak diatasi, hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan.
2. Godaan dan Kesempatan
Dunia modern yang serba terhubung membuka lebar pintu godaan. Media sosial, aplikasi kencan, dan interaksi daring lainnya memudahkan seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang baru.
- Kemudahan Akses: Teknologi membuat perselingkuhan menjadi lebih mudah dilakukan dan disembunyikan.
- Lingkungan Kerja: Interaksi intens di tempat kerja dapat memicu kedekatan emosional yang berujung pada perselingkuhan.
- Reuni dan Pertemuan Lama: Pertemuan kembali dengan mantan kekasih atau teman lama dapat membangkitkan perasaan nostalgia dan godaan.
3. Masalah Pribadi dan Emosional
Perselingkuhan juga bisa menjadi pelarian dari masalah pribadi dan emosional yang belum terselesaikan.
- Krisis Paruh Baya: Pada fase ini, seseorang mungkin merasa takut menua dan mencari validasi melalui hubungan baru.
- Trauma Masa Lalu: Pengalaman traumatis di masa lalu dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang sehat.
- Rendahnya Harga Diri: Seseorang dengan harga diri rendah mungkin mencari validasi dari orang lain untuk merasa berharga.
4. Kurangnya Komitmen dan Nilai Moral
Beberapa orang dewasa mungkin memiliki komitmen yang lemah terhadap hubungan mereka atau mengabaikan nilai-nilai moral yang dipegang.
- Perubahan Nilai: Pergeseran nilai-nilai sosial dapat memengaruhi pandangan seseorang tentang kesetiaan dan komitmen.
- Pengaruh Lingkungan: Lingkungan pergaulan yang permisif terhadap perselingkuhan dapat memengaruhi perilaku seseorang.
Dampak Perselingkuhan
Perselingkuhan membawa dampak yang sangat merusak, tidak hanya bagi pasangan yang dikhianati, tetapi juga bagi pelaku dan orang-orang di sekitar mereka.
- Kehancuran Hubungan: Kepercayaan yang hancur akibat perselingkuhan sangat sulit dipulihkan.
- Trauma Emosional: Pasangan yang dikhianati dapat mengalami trauma emosional yang mendalam.
- Dampak pada Anak: Anak-anak yang menyaksikan atau mengetahui perselingkuhan orang tua mereka dapat mengalami masalah emosional dan perilaku.
Mencegah Perselingkuhan
Membangun hubungan yang sehat dan kuat adalah kunci untuk mencegah perselingkuhan.
- Komunikasi Terbuka: Berbicara secara jujur dan terbuka dengan pasangan tentang kebutuhan dan perasaan masing-masing.
- Membangun Keintiman: Meluangkan waktu untuk berduaan dan menjaga keintiman emosional dan fisik.
- Menjaga Komitmen: Mengingatkan diri sendiri tentang komitmen terhadap pasangan dan nilai-nilai yang dipegang.
- Mencari Bantuan Profesional: Jika menghadapi masalah dalam hubungan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor pernikahan.
Perselingkuhan adalah masalah kompleks yang tidak memiliki jawaban sederhana. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebabnya, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya dan membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia.
Penulis : Ayan / ZonaIntiem.my.id