JEPARA Zonaintiem.my.id – Sudah lebih dari satu bulan berlalu, namun penyebab dan penanganan kasus kebakaran di area parkiran Spyro PT HWI, Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Jepara, tak kunjung menemukan titik terang. Lambatnya penanganan kasus ini bahkan telah memaksa sejumlah pekerja memilih untuk mengundurkan diri.
Hal ini diungkapkan oleh David, Sekretaris PUK Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP) setempat. Ia sangat menyayangkan lambatnya penyelesaian kasus tersebut. Selain itu, ratusan barang bukti berupa bangkai sepeda motor dibiarkan begitu saja di lokasi, terpapar panas dan hujan, serta rawan hilang.
"Ada korban yang pulang pergi dari rumah, sedangkan motornya itu adalah kendaraan satu-satunya," ungkap David kemarin. Ia menyebutkan bahwa beberapa korban yang terpaksa resign berasal dari daerah yang cukup jauh seperti Grobogan dan Blora.
Selain kendala jarak, biaya transportasi juga menjadi salah satu penyebab pekerja memilih mundur. "Sebelumnya ada yang jalan kaki ke tempat kerja, ada juga yang menyewa motor hingga Rp 40 ribu setiap harinya. Termasuk yang nebeng teman kerjaan atau pinjam motor kerabat," tambahnya.
Darmadi, Perwakilan Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) setempat yang juga mendampingi para korban, menyatakan bahwa pihaknya kerap mendapat desakan dari para pekerja yang terdampak. Namun, setiap kali dikonfirmasi ke Polsek maupun Polres, mereka hanya diminta untuk menunggu.
"Perkembangannya kami sampai Kamis (12/6) ke Polsek mempertanyakan, tidak ketemu Unit Reskrim lanjut ke Polres," jelas Darmadi. Dari pertemuan tersebut, ia menuturkan bahwa Wakapolres menjanjikan akan menjadwalkan pertemuan dengan semua pihak terkait.
"Dari serikat yang anggotanya terdampak, dan korban secara umum untuk diberikan penjelasan perkembangan kasus dan estimasi waktu penyelesaian," tutupnya.
Di sisi lain, Kepala Lingkungan di Pos Pintu 3 Lingkungan PT HWI, Achmad Arifin, juga menyampaikan kekhawatirannya. "Besi bangkai motor itu sendiri juga laku kalau dijual. Takutnya juga kalau ada yang nekat mau ngambil atau gimana kan jadi repot," ujarnya singkat. Kondisi ini memperparah keresahan para korban yang sudah menunggu kejelasan nasib kendaraan mereka.